Nopember 1993 Agdex: 254PENDAHULUAN
Tanaman kubis merupakan tanaman sayur-sayuran yang telah
banyak diusahakan para petani di pedesaan Indonesia, karena banyak mengandung
vitamin A 200 IU, B 20 IU dan C 120 IU mgr. Vitamin-vitamin ini sangat berperan
dalam memenuhi kebutuhan manusia.
JENIS-JENIS KUBIS
1.
Kubis Krop (Brassica oleracea L.
var. cagitata L)
Daunnya membentuk krop (telur) dan berwarna putih sehingga
sering disebut kubis telur atau kubis putih.
2.
Kubis Kailan (Brassica oleracea L.
Var. gennipera D.C)
Daunnya tidak membentuk krop dan berwarna hijau.
3.
Kubis Tunas (Brassica oleracea L.
var. gennipera D.C)
Tunas samping dapat membentuk krop, sehingga dalam satu
tanaman terdapat beberapa krop kecil.
4.
Kubis Bunga (Brassica oleracea L.
var. bathytis L)
Jenis ini bakal bunganya mengembang, merupakan telur yang
berbentuk kerucut dan berwarna putih kekuning-kuningan yang bunganya berwarna
hijau.
SYARAT TUMBUH
- Tanaman kubis tumbuh baik pada tanah gembur, mudah menahan air (sarang) dan tanah tersebut banyak mengandung humus.
- Menghendaki iklim dengan suhu relatif rendah, kelembaban tinggi dan tumbuh baik pada ketinggian 1000 - 2000 dpl, serta beberapa jenis misalnya KK Cross, KY Cross cocok untuk dataran rendah.
PENGOLAHAN TANAH
Pencangkulan tanah dilakukan sebanyak 2 kali, pencangkulan
pertama sedalam 30 cm, kemudian dibiarkan dahulu untuk mendapat sinar matahari
selama 7 - 10 hari. Baru setelah itu dicangkul untuk kedua kalinya sekaligus
diberi pupuk kandang sebanyak 15 - 20 ton /ha dan dibuatkan bedengan selebar
120 cm, panjang 3 – 5 meter.
PENANAMAN
- Tanaman kubis diperbanyak dengan biji. Biji harus disemai terlebih dahulu dengan ditabur dalam barisan dengan jarak 5 cm. Kebutuhan benih 150 – 300 gr/ha.
- Bibit kubis yang telah berumur 1 (Satu) bulan dipindahkan ke bedengan dengan jarak 50 x 60 cm.
PEMELIHARAAN
- Pemupukan:
Pada waktu berumur 2 dan 4 minggu setelah tanam diberikan
pupuk buatan urea 225 kg/ha, DS 500 kg/ha dan ZK 170 kg/ha.
- Gulma:
Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput atau
dengan menggunakan herbisida.
- H a m a:
Hama ulat kubis (Plutella maculipennis),
dikendalikan dengan Diazinon atau Bayrusil 1-2 cc/1 air dengan frekwensi
penyemprotan 1 minggu. Sedangkan ulat kubis (Crocidolonia binotalis)
dikendalikan dengan Bayrusil 13 cc/1 air.
- Penyakit:
Penyakit busuk akar yang disebabkan Rhizoktonia sp dapat
dikendalikan dengan bubur Bordeaux
atau fungisida yang dianjurkan. Sedangkan penyakit penting lainnya adalah busuk
hitam (Xanthomonas campestris) dan busuk lunak bakteri Erwinia carotovora dan
penyakit pekung Phomalincran, penyakit kaki gajah (Plasmodiophora brassicae)
belum dapat diatasi. Bila ada tanaman yang terserang segera dicabut lalu
dibakar.
PANEN DAN PENGOLAHAN HASIL
Tanaman kubis dapat dipetik kropnya setelah besar, padat dan
umur berkisar antara 3 - 4 bulan setelah penyebaran benih. Hasil yang didapat
rata-rata untuk kubis telur 20 - 60 ton/ha dan kubis bunga 10 -15 ton/ha. Pemungutan
hasil jangan sampai terlambat, karena kropnya akan pecah (retak), kadang-kadang
akan menjadi busuk. Sedangkan untuk kubis bunga, jika terlambat bunganya akan
pecah dan keluar tangkai bunga, hingga mutunya menjadi rendah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar