Disusun
Oleh : Harjo Surjono, SP
EM-4 merupakan kultur
jaringan dari microorganism yang menguntungkan yang berasal dari alam
Indonesia, terdiri dari Bakteri asam Laktat (Lactobacillus spp), bakteri
Fotosintetik (Rhodopseudomonas Spp), Actinomycetes, Streptomyces sp, dan ragi
yang bermanfaat untuk pertanian, peternakan, perikanan, tambak, industry ,
kesehatan, dan lingkungan.
Keuntungan
dan manfaat dari EM-4 adalah sebagai berikut :
- Memperbaiki sift biologis, fisik dan kimia tanah.
- Meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi.
- Memfermentasikan bahan organic tanah dan mempercepat dekomposisi.
- Meningkatkan kalitas dan kuantitas hasil yang berwawasan lingkungan.
- Meningkatkan keragaman microba yang menguntungkan di dalam tanah.
- Meningkatkan ketresediaan nutrisi dan senyawa organic dalam tanah.
- Meningkatkan fiksasi nitrogen/bintil akar.
- Dapat mengurangi kebutuhan pupuk kimia dan pestisida.
- Dapat digunakan untuk semua jenis tanaman dan tanah.
Aplikasi teknologi EM bidang pertanian
dapat dilakukan dalam bentuk :
- Bokashi Padat
- Bokashi Cair
- EM Aktif
- Fermentasi Ektrak Tanaman
- Fermentasi Sari Buah
- Fermentasi Kaldu Ikan
- EM-5
1. Bokashi
Padat
Merupakan pupuk organic
yang dibuat dari kotoran hewan, sampah, organic, jerami, sekam, serbuk kayu,
serasah dan lain – lain, dicampur ( dedak, disiram, dengan EM dan Molase,
selanjutnya difermentasi. Setelah difermentasi 1-2 minggu campuran bahan
organic telah menjadi pupuk siap pakai, ditandai dengan adanya bau tape serta
miselium putih dari cendawan mukor. Penggunaannya dibenamkan kedalam tanah
disekitar daerah perakaran tanaman. Pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman akan
lebih baik lagi bila disertai siraman EM-aktif setiap 1 – 2 minggu sekali.
SKEMA PEMBUATAN BOKASHI PADAT 1 TON
2. Bokashi
Cair
Dibuat dari kencing hewan
( sapi, babi, kelinci ) diberi/dicampu dengan EM dan molase difermentasi selama
kurang lebih seminggu. Cara penggunaanya dicampur dengan air disiramkan ke
tanah disekitar daerah perakaran. Sangat baik disiramkan diatas taburan
bokashi. Penggunaan secara rutin selain memperbaiki fisik dan kimia tanah,
dapat menekan berbagai pathogen secara efektif.
SKEMA PEMBUATAN PUPUK BOKASHI CAIR
3.
Fermentasi Ektrak Tanaman
Formula ini lebih dikenal
dengan nama fermented plant ekstrak (FPE) FPE dapat dibuat dari campuran
berbagai tanaman rempah dan obat, tanaman yang berbau khas diambil daunnya
saja, batang, kulit akar maupun buah. Bagian-bagian tanaman ini diektrak dan
difermentasi dengan EM dan molase selama seminggu.
4. EM
Aktif
Dibuat dari EM asli dan
molase yang dicampur dengan air sampai mencapai 20 kali kemudian difermentasi
selama seminggu. Dalam pemanfaatannya diencerkan lagi dengan air sampai
mencapai konsentrasi 1-2 permil disemprotkan pada daun tanaman atau disiramkan
kedalam tanah. FPE dapat dipergunakan sebagai pengganti pestisida maupun
fungisida, disemprotkan pada daun diatas tanah. Setiap hama biasanya peka terhadap ramuan tertentu.
Meramu FPE merupakana seni tersendiri.. Banyak petani membuat ramuan sendiri
untuk memberantas hamanya, tetapi Pak Oles telah membuat ramuan siap pakai yang
diberi nama SAFERTO-5 ( Sari Fermentasi Tanaman Obat ) FPE disemprotkan pada
tanaman secara berkesinambungan setiap 2 minggu. Karena pengaruh antioksidan
dan bau yang khas, hama tidak kerasan dan pergi
meninggalkan tanaman dengan tidak akan ada eksplosi dari hama.
5.
Fermentasi Sari buah
Pada musim buah-buahan
yang terbuang Buah-buah yang telah masak ini banyak mengandung nutrisi. Buah
ini dapat diolah menjadi pupuk cair disemprotkan pada daun setelah buah-buahan
diekstrak dan difermentasi dengan EM dan Molase. Produksi yang serupa namun
bahannya dari rumput laut, telah dibuat oleh pak Oles dengan merek dagang
SARULA-3. Penyemprotan tanaman secara rutin dengan formula ini dapat memacu
pertumbuhan tanaman, merangsang pembentukan bunga dan buah.
6.
Fermentasi Kaldu Ikan
Seperti halnya sari buah,
kaldu ikan juga kaya akan nutrisi, kaldu ikan dapat dibuat menjadi pupuk cair
disiramkan kedalam tanah untuk memperbaiki fisik, kimia, dan biologi tanah.
Dalam pembuatannya ikan dipotong kecil-kecil direbus dan setelah kaldunya
dingin difermentasi dengan air dan molase. Fermentasinya lebih lama sekitar 1
bulan. Fermented Fish Emulsion ini siap pakai bila telah tercium bau alcohol.
Bila busuk berarti pembuatannya gagal karena terkontaminasi pathogen.
7. EM-5
EM-5 adalah campuran dari
arak, cuka EM-4 molase dan air. Cara pembuatan dan pengemasannya dengan FPE.
EM-5 ini adalah pestisida organik dengan teknologi EM untuk memberantas hama
khusus untuk EM-5 dapat disimpan sampai 3 bulan asalkan tidak terkontaminasi
pathogen. Cara pembuatan EM 5 adalah sebagai berikut :
Bahan-bahan :
Ø
EM
4 :
100 ml
Ø
Molase : 100 ml
atau ½ ons gula
Ø
Alcohol
40 % :
100 ml
Ø
Cuka
makan/ cuka aren : 100 ml
Ø
Air
cucian beras yang pertama : 1000 ml
Ø
Jahe,
lengkuas, kencur, kunyit, : masing-masing
1 jari jempol
Temulawak,
temugiring, dll tangan
Ø
Bawang
putih : 5-10
siung besar
Ø
Sereh : 2
batang
Ø
Bawang
merah : 3-5 siung besar
Ø
Daun
mindi/mimba : 1-2 ons
Ø
Botowali/
ampala : 10 cm
Ø
Dll
Cara Pembuatan :
Hancurkan semua bahan-bahan
rmpahrempah dengan menggunakan alat penumbuk/ blender. Untuk membantu proses
penghancuran dengan blender, gunakan air cucian beras yang pertama. Setelah
semua bahan rempah hancur masukan kedalam botol atau jerigen (termasuk
ampasnya). Masukan pula bahan-bahan yang lain secara berurutan, dimulai dari
cuka makan/ cuka are, alcohol, molase/gula, dan terakhir EM -4, lalu kocok
secara merata. Simpan dalam suhu ruangan dalam kondisi botol/jerigen tertutup
rapat. Kocok setiap pagi dan sore hari. Buka tutup botol untuk membebaskan gas
yang terbentuk selama proses fermentasi berlangsung, kurang lebih 15 hari,
pengocokan dihentikan setelah tidak ada gas yang terbentuk. Biarkan lagi selama
7 hari, baru EM-5 bisa digunakan.
Dosis :
Campurkan EM-5 sebanyak 10 ml/liter
air, sebaiknya disemprotkan pada sore hari menjelang matahari terbenam atau
pada malam hari.
Khasiat :
Untuk menekan dan mencegah serangan
hama penyakit
Berdasarkan jenis tanaman
yang diusahakan serta type tanah, aplikasikan teknologi EM dibidang pertanian
dibedakan dalam 3 cara :
- Aplikasi EM dilahan basah untuk tanaman padi sawah
- Aplikasi EM dilahan kering untuk tanaman palawija, sayuran dan tanaman semusim
- Aplikasi EM dilahan kering untuk tanaman tahunan seperti buah-buahan, cengkeh, kopi, kakau dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar