Tanaman semusim
dalam uraian ini meliputi tanaman palawija seperti jagung, kacang tanah,
kedelai tanaman sayur-sayuran, cabai tomat. Teknologi EM terhadap tanaman ini
dapat dilaksanakan dalam minimum tillage malah tanpa pengolahan tnah sama
sekali ( zero tillage).
Yang lebih menarik lagi ialah bahwa dengan teknologi EM
dapat dilaksanakan cara bercocok tanam yang disebut continuous cropping yaitu
cara bercocok tanam tanpa pergiliran tanaman tanpa ke khawatiran adanya
serangan hama dan penyakit tanaman. Tentu hal tersebut baru akan berhasil baik
setelah beberapa generasi. Teknologi EM yang memanfaatkan tenaga alam (power
nature) melalui proses fermentasi bahan organic oleh mikroorganisme yang
berguna akan dapat merubah kondisi biologis tanah dari tanah yang berpenyakit (
soil borne disease) menjadi tanah yang menekan penyakit ( disease suppreasive
soil ). Tanah zymogenic dan tanah sintetik itu tanaman akan dapat berporoduksi
secara normal sebab bahan organic dalam tanah akan difermentasi bukan diurai
dan menghasilkan alcohol, gula, asam amino dan asam organic lainnya, senyawa
ini berbeda dengan teori lama yang mengatakan bahwa akar tanaman hanya menyerap
unsure anorganik dari penguraian bahan organic.
Oleh sebab itu
bercocok tanam dengan teknologi EM dapat diselenggarakan dengan mudah, murah,
ramah lingkungan serta hanya dengan waktu 1 – 2 minggu dapat dihasilkan bokashi
siap pakai. Untuk maksud tersebut langkah yang diperlukan adalah :
Penyiapan lahan :
ü Untuk pertama kali tanah perlu dicangkul atau dibajak dan
dilanjutkan dengan membuat bedengan dengan ukuran yang sesuai dengan jenis
tanaman yang akan ditanam. Siapkan bokashi kurang lebih 2 ton dan kompos 20 ton
/ ha.
ü Taburkan kompos dan bokashi diats bedengan, campurkan
tanah dengan kompos dan bokashi.
ü Tutup bedebfab dengan mulsa tebal minimal 5 cm
ü Siram dengan EM aktif dengan konsentrasi 1 / mil
sekurang-kurangnya 1 liter perm m2
Persiapan bibit :
ü Tanah
untuk persemaian dicampur dengan bokashi arang sekam diolah sebagai mana
mestinya, disiram dengan larutan EM aktif dengan kosentrasi 1 %.
ü Biji
sebelum disebar direndam dengan larutan EM aktif dengan konsentrasi satu per
seribu (1%) biji kecil seperti wortel dan selama 20 – 30 menit, biji mentimun
30 – 60 menit dan biji besar ( jagung kacang tanah dll ) selama 2-3 jam.
ü Selama
dipembibitan ( persemaian ) bibit disemprot dengan EM aktif atau FPE setiap
minggu.
ü Menjelang
ditanam bibit dicelupkan kedalam larutan EM aktif dengan konsentrasi 1%.
ü Penanaman
dan pemeliharaan
ü Taburkan
bokashi 100 gram per m2 dilanjutkan dengan penanaman bibit.
ü Siram
dengan EM aktif 1-2 permil sebanyak 1 liter/m2
ü Semprot
dengan FPE 1 – 2 per mil setiap 1- 2 minggu, siram dengan EM aktif setiap 1 – 2
minggu sekali.
ü Tanaman
mati dan tanaman tua dicabut diganti atau disulam dengan bibit besar, gulma
dicabut langsung dipakai mulsa pertahankan kelembababan dengan cara mulsa
setiap 3-4 bulan dengan cara ini tidak diperlukan pengolahan tanah dan dapat
dilaksanakan pola pertanaman berkelanjutan baik dengan pola tanaman khusus
maupun tanaman campuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar