A.
KEADAAN UMUM
a.
Letak
BPP Kecamatan Pejawaran
terletak di bagian utara Kabupaten Banjarnegara, mempunyai wilayah kerja dengan
batas sbb :
-
Sebelah
utara : Wilayah Kecamatan Batur
-
Sebelah
selatan : Wilayah Kecamatan Pagentan
-
Sebelah
timur : Wilayah Kabupaten Wonosobo
b.
Luas
Kecamatan Pejawaran : 5.224,972 ha
c.
Wilayah
kerja
Jumlah PPL di Kecamatan
Pejawaran 6 orang. Setiap PPL membina satu wilayah kerja yang terdiri
dari satu atau beberapa desa dan disebut wilayah binaan PPL (wilbin) yakni :
c.1. Wilbin I terdiri dari 3 desa yakni
Penusupan, Biting, Giritirta. PPL Wilayah Binaan I adalah Sdr. OS WIDODO merangkap sebagai Koordinator PPL dan koordinator petugas
Dinas Pertanian di Kecamatan Pejawaran.
c.2. Wilbin II terdiri dari 4 desa yakni Kalilunjar,
Gembol, Grogol, PPL Wilayah binaan II adalah Sdr. AGUS RIFAI ABADI, S.P.
c.3 Wilbin III terdiri dari 2 desa yakni desa
Ratamba dan Tlahab. PPL Pembina Wilayah binaan III adalah Sdr. Sarwo Edi
Prabawa, SP
c.4. Wilbin IV terdiri dari 3 desa yakni desa
Karangsari dan Sarwodadi, Pegundungan Petugas Pembina wilayah binaan IV adalah Sdr.
FARIANAM FAHMI, S.T.P
c.5. Wilbin V terdiri dari 3 desa yakni desa
Darmayasa, Semangkung dan Condong Campur. Petugas Pembina wilayah binaan V adalah Sdr. ADI
KURNIAWAN, S.P
c.6. Wilbin VI terdiri dari 3 desa yakni desa
Pejawaran, Sidengok dan Beji Petugas Pembina wilayah binaan VI adalah Sdr. SUROYO, S.P
Selain petugas PPL, di
Kecamatan Pejawaran masih terdapat petugas lain yakni mantri Peternakan yang
memiliki wilayah kerja satu wilayah Kecamatan. Petugas mantri Peternakan
Kecamatan Pejawaran adalah sdr. Budi Santoso.
d.
Ekologi
d.1. Tinggi tempat : - terendah 900 m dpl, terletak di desa Kalilunjar.
- tertinggi 1600 m dpl, terletak di desa Condong
campur
d.2. Temperatur :
- siang hari 18 0 C s/d 25 0 C.
- malam hari 4 0
s/d 12 0 C.
d.3. Jenis Tanah :
-
Andosol (peta tanah Diperta Kab Banjarnegara)
d.4.
Rata2 curah hujan tahun 2003 – 2009
adalah sbb :
2.4.1. Curah hujan/ hari hujan : mm/201
hh
2.4.2. Jumlah bulan basah (> 200
mm) : 6 bulan basah
Yakni bulan Januari, Pebruari, Maret,
Oktober, Nopember, Desember
2.4.3. Jumlah bulan lembab (100-200 mm) : 4 bulan kering
Yakni bulan April, Mei, Juni dan
September
2.4.4 Jumlah bulan kering (<100 mm) : 2 bulan lembab
Yakni bulan Juli dan Agustus
d.5. Topografi
Berdasarkan bentuk dan tata alamnya
topografi wilayah Kecamatan Pejawaran adalah gunung yang berbukit-bukit. Daerah
ini dikenal sebagai daerah pegunungan dengan relief bergelombang dan curam.
Hanya sebagian kecil desa yang memiliki relief datar yakni desa Condongcampur
dan Gembol.
e.
Lahan
Pertanian :
e.1. Tanah Sawah Pengairan Teknis : - ha
Tanah
Sawah Pengairan Pedesaan : 202 ha
Jumlah tanah sawah : 202 ha
Pada tahun 2012, Kecamatan Pejawaran
mendapatkan kegiatan Optimasi lahan sawah sebanyak 10 unit, yang dialokasikan
di Darmayasa 2 unit, Tlahab 1 unit, Biting 1 unit, Kalilunjar 2 unit, Karangsari
2 unit, dan Sarwodadi 2 unit sehingga tahun 2013 diharapkan lahan sawah akan
meningkat 100 Ha, karena tiap unit kegiatan optimasi lahan, akan mampu menambah
areal 10 Ha.
e.2. Tanah Tegalan : 4.647 ha
e.3. Jumlah tanah kering lainnya : 492 ha
f.
Penduduk
Jumlah Penduduk akhir bulan
Oktober 2012 sbb :
Laki-laki :
20.594 orang
Perempuan :
20.146 orang
Jumlah :
40.740 orang
g.
Jumlah
Kepala Keluarga
-
Jumlah
kepala keluarga : 11.098 KK
-
Jumlah
KK tani Tan. Pangan : 10.486 KK tan. Pangan
-
KK
Tani Peternakan : 10.696 kk Ternak
-
KK
Tani Perikanan : 691 KK Perikanan
-
KK
Tani Perkebunan : 2.830 KK Perkebunan
h.
Kelompok
Tani
h.1. Jumlah Kelompok Tani : buah
h.2. Jumlah Kelompok Tani Pemula (skore <250) : Klp
h.3. Jumlah Kelompok Tani Lanjut (250-500) : Klp
h.4. Jumlah Kelompok Tani Madya (500-750) : Klp
h.5. Jumlah Kelompok Tani Utama (750-1000) : Klp
h.6. Jumlah anggota Kelompok Tani : orang
B.
KEADAAN PERTANIAN
Kecamatan Pejawaran
memiliki potensi alam yang mendukung untuk dikembangkannya pertanian secara umum
yang meliputi pertanian tanaman pangan dan hortikultura, perkebunan, peternakan
dan perikanan.
·
Pertanian
tanaman pangan dan hortikultura yang banyak diusahakan oleh petani adalah
tanaman padi, jagung, kacang tanah, ketela pohon, cabai merah, kentang, tomat,
buncis, wortel dan kubis. Selain itu masih banyak jenis tanaman sayuran lainnya
yang diusahakan petani walaupun tidak diusahakan secara luas antara lain bawang
daun, bawang merah, bawang putih, sawi,seledri, petsay dll.
·
Tanaman
perkebunan yang banyak diusahakan petani adalah t e h, kopi, dan tembakau
·
Usaha
peternakan yang banyak diusahakan petani adalah ternak sapi kereman/sapi potong,
kambing/ domba dan ayam kampung.
·
Usaha
perikanan yang banyak diusahakan adalah karper, nila, lele dan mujahir yang dipelihara
secara campuran kecuali lele.
Keadaan pertanian tersebut
secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
1.
Tanaman
pertanian dan hortikultura
a.
Tanaman
Padi
·
Luas
tanaman tahun 2013 adalah 232 hektar terdapat di enam desa yakni Darmayasa,
Tlahab, Sarwodadi, Biting, Karangsari dan Kalilunjar.
·
Varietas
yang ditanam adalah barito, Ciherang dan Ampera (Ketan). Petani menggunakan
varietas unggul berlabel setelah mendapat bantuan benih nasional (PBN tahun
2009)
·
Produksi
rata-rata 40 kwt/ ha.
·
Hasil
produksi diutamakan untuk memenuhi pangan sendiri. Petani menjual hasilnya
(gabah) hanya saat membutuhkan uang.
b.
Tanaman
Jagung
·
Luas
tanaman tahun 2013 adalah 3257 ha tersebar disemua desa.
·
Varietas
yang ditanam adalah keturunan local kuning, local putih, keturunan harapan dan
arjuna.
·
Pergantian
benih dilakukan oleh petani setelah mendapat bantuan benih dari program bantuan
benih nasional (PBN) yakni BISI – 2, Agricorn dan Jaya. Sebenarnya varietas
hibrida kurang disukai petani karena mutu hasilnya jelek (klobot tidak menutup,
tongkol busuk), tongkol besar/ butiran kecil, tidak tahan hama bubuk (calandra
sp) sehingga tidak tahan disimpan lama, rendemen menjadi gabah tuton rendah (65
%), rasa kurang disukai petani dan tidak tahu pemasarannya.
·
Pengolahan
tanah tidak dicangkul sepenuhnya (ditarik), ditanam dengan jarak tanam 40 x 60
cm.
·
Pemupukan
tanam dilakukan dengan urea 200 s/d 250 kg/ ha. SP 36 25 s/d 100 kh/ ha.
·
Pemberantasan
hama penyakit sudah menerapkan kosep PHT walaupun itu sederhana.
·
Rata-rata
produksi per hektar adalah 22,50 kwt pipilan kering.
·
Hasil
produksi diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga.
·
Petani
menjual produknya hanya saat membutuhkan uang.
c.
Tanaman
Kacang Tanah
·
Luas
tanaman tahun 2013 adalah 115 ha, tersebar di beberapa desa yakni Darmayasa,
Tlahab, Biting, Karangsari dan Kalilunjar.
·
Varietas
yang ditanam umumnya adalah kelinci.
·
Produktifitas
perhektar 4 ton kulit basah.
·
Petani
tidak melaksanakan pemupukan dengan pupuk buatan dan juga melaksankan
pengendalian penyakit trotol (Cercospora sp). Karena dianggap tidak merugikan petani.
d.
Tanaman
Ketela Pohon
·
Luas
tanaman tahun 2013 adalah 390 ha, tersebar di beberapa desa yakni Pegundungan,
Sidengok, Darmayasa, Tlahab, Biting, Karangsari, Giritirta, Sarwodadi dan
Kalilunjar.
·
Tidak
ditanam secara khusus/ monokultur. Tanaman ketela pohon sebagian besar hanya
ditanam ditepi galengan, atau sebagai tanaman campuran. Umur tanaman ketela
pohon dapat mencapai 20 s/d 24 bulan.
·
Varietas
yang ditanam adalah varietas , sulawi local kemangi dan varietas local lainnya.
·
Pemupukan
dan pemberantasan OPT secara kimiawi tidak dilaksanakan oleh petani.
·
Produksi
perhektar 10 ton/ ha, banyak digunakan untuk kepentingan pemberian
makanan tambahan
pada ternak sapi (komboran) dan untuk bahan baku industri makanan lokal
(klotak, krupuk cantir dll.)
e.
Tanaman Ubi Jalar
·
Luas tanaman tahun 2013 adalah 2 ha, tersebar di desa Giritirta dan
Sarwodadi.
·
Varietas yang ditanam adalah varietas AC dan Bogor
·
Penanaman masih tahap pengembangan varietas
f.
Tanaman
cabe merah kriting (CK) dan cabe besar (CB)
·
Luas
tanaman tahun 2013 adalah 32 hektar, banyak ditanam oleh petani Penusupan, Giritirta,
Sarwodadi, Pejawaran, Karangsari, Kalilunjar, Tlahab, dan Darmayasa.
·
Varietas
yang ditanam adalah lokal dan hibrida.
·
Pengolahan
tanah dilakukan oleh petani menurut varietas yang ditanam. Bila menanam
varietas lokal cukup dengan 50 %
pengolahan tanah (Jw. Larik), sedangkan apabila yang ditanam varietas
hibrida dengan membuat bedeng-bedeng dan menggunakan mulsa plastik.
·
Pemupukan
Lombok varietas lokal maupun hibrida, sudah menerapkan pemupukan berimbang.
Jenis pupuk yang kini banyak digunakan adalah Ponska, dengan dosis 25 s/d 40
gram per batang. (500 kg s/d 800kg/ha)
·
Pemberantasan
hama/ penyakit dilakukan dengan cara penyemprotan sebagai upaya perlindungan
tanaman sebelum tanaman diserang hama/ penyakit baik menggunakan insektisida
maupun fungisida.
·
Produksi
Lombok lokal rata-rata 30 kwt/ ha, sedangkan varietas hybrid dapat mencapai 90
kwt/ ha, untuk cabai keriting dan 150 – 160 kwt untuk cabai besar.
·
Pemasaran
hasil produksi sebagian petani Lombok yang bergabung dalam kelompok tani, sudah
dilaksankan oleh kelompok tani, sedangkan bagi yang tidak bergabung dengan
kelompok tani dipasarkan secara bebas di pasar tradisional.
g.
Tanaman
Kentang
§ Luas tanaman kentang
tahun 2013 adalah 2705 ha, tersebar di desa Gembol, Ratamba, Giritirta,
Condongcampur, Grogol, Sidengok, Beji, Semangkung dan Sarwodadi.
§ Varietas yang ditanam
umumnya dalaha granola, yang bibitnya berasal dari import, paguyuban penangkar
benih Jawa Barat, KBK Kledung, perbanyakan sendiri dan beli ditoko bibit.
§ Pengolahan tanah
dilakukan sejajar dengan kemiringan tanah. Sebagian apetani menggunakan mulsa
plastic hitam perak.
§ Penyemprotan tanaman
dengan fungisida/insectisida dilakukan sebagai upaya perlindungan tanaman
sebelum tanaman terserang hama atau penyakit. Frekwensi penyemprotan sangat
ditentukan oleh frekwensi turunnya hujan. Dosis dan konsentrasi penyemprotan
sebagian besar petani sudah sesuai dengan petunjuk pada kemasan/brosur yang
menyertai pembelian pestisida. Jumlah larutan semprot tiap hektar terlalu
berlebih dapat mencapai 125% dari dosis anjuran.
§ Pemupukan dilakukan
sebagian besar petani adalah dengan NPK 750 kg s/d 1000 Kg/Ha. Waktu pemupukan
dilakukan bersama tanam. Pemupukan susulan jarang dilakukan kecuali dengan
pemberian PPC dan ZPT lewat daun. Pupuk organic diberikan rata-rata 20 ton.ha.
§ Produksi rata-rata/ha
berkisar 130 kwt s/d 160 kw/ha.
§ Posisi petani dalam tata
niaga hasil masih lemah atau pasif.
h.
Tanaman
Kubis.
·
Luas
tanaman tahun 2013 adalah 3050 ha.
·
Varietas
yang ditanam pada umumnya adalah Grand
11 dll.
·
Pemupukan
tanaman sudah dilakukan dengan dosis, urea 300 s/d 400 kg/ha. Pupuk P2O5 dan
Kalium tidak dilaksanakan.
·
Penemprotan
dengan insektisida dilakukan sebagai upaya perlindungan tanaman sebelum tanaman
terserang hama/penyakit.
·
Produksi
kobis/ha 150 s/d 300 kw.
·
Posisi
petani dalam tata niaga hasil masih lemah/pasif.
i.
Wortel.
·
Luas
tanaman tahun 2013 adalah 2875 ha, tersebar didesa Ratamba, Sidengok,
Pejawaran, Giritirta, Penusupan. Varietas yang ditanam adalah lokal
Tawangmangu, sedangkan pada musim kemarau petani lebih suka menanam bibit yang
import (kalengan). Produksi rata-rata 5-10 ton.ha.
·
Pemupukan
hanya dilakukan dengan pupuk kompos dan pemberantasan hama/penyakit tidak
dilaksanakan karena tidak pernah dijumpai adanya serangan hama/penyakit.
C.
KEADAAN
PETERNAKAN
a.
Ternak
sapi kereman, kambing dan domba
·
Jumlah
populasi tiap minggunya berubah, karena ada yang dijual dan ada pembelian baru.
·
Cara
pemeliharaan sudah baik, hanya saja kandang masih menyatu dengan tempat tinggal
karena menyangkut masalah keamanan.
·
Pengadaan
HMT masih mengandalkan rumput lapangan terutama untuk kambing dan domba.
·
Pemeliharaan
kesehatan masih kurang,terutama pencegahan penyakit cacing hati dan cacing
lambung
b.
Ayam
Buras
·
Dipelihara
oleh lebih dari 90 % KK namun sebagian besar pemeliharaan belum intensif /
masih dilakukan secaraa umbaran.
·
Pemberian
pakan mengandalkan pakan lapangan.
·
Angka
kematian ternak cukup tinggi terutam apabila pergantian musim.
D.
KEADAAN
PERIKANAN
·
Kolam
ikan terdapat di Desa Kalilunjar, Karangsari, Biting, Penusupan,Tlahab,
Giritirta dan Sarwodadi dengan luas 37 ha.
·
Pemeliharaan
dicampur beberapa jenis didalam satu kolam antara lain Karper, Mujair, Nila,
dan Lele. Sebagian petani memanfaatkan buangan limbah cucian piring untuk memelihara ikan
lele dumbo.
·
Pengadaan
benih masih mengandalkan dengan mendatangkan benih dari luar daerah. Penyediaan
secara lokal belum dapat mencukupi kebutuhan.
·
Konsumsi
ikan air tawar sudah mulai meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar