MOL
(Mikro Organisme Lokal)
Mol adalah singkatan dari Mikro
Organisme Lokal yang artinya cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang
disukai sebagai media hidup dan berkembangannya mikro organisme yang berguna
untuk :
-
Mempercepat penghancuran bahan-bahan organic atau
Dekomposer
-
Activator
-
Tambahan nutrisi bagi tumbuhan
Berdasarkan pengalaman, bahan-bahan yang telah dikembangkan tersebut
diduga dapat merangsang pertumbuhan dan zat yang mampu mendorong perkembangan
tanaman seperti zeberilin, sitokinin, auxin dan inhibitor.
1. Mol Limbah Hijauan Sayuran Segar
Bahan :
-
100
Kg limbah sayuran (bayam, kangkung, dll)
-
Garam
5% dari berat bahan
-
Gula
merah 2% dari cairan yang telah diproses selama 24 jam
-
Leri
(air cucian beras) 10 liter.
Cara Membuat :
-
Limbah
sayuran diiris menjadi potongan-potongan kecil kemudian masukan kedalam drum
plastik setiap lapisan 20 cm dan taburkan garam sampai rata, lanjutkan dengan
berlapis lapis seperti di atas sampai bahan habis.
-
Tambahkan
air cucian beras sebanyak 10 liter.
-
Drum
di tutup rapat dengan plastik dan di atasnya diberi air sehingga tampak plastik
cekung terisi air.
-
Setelah
3 – 4 minggu baru dibuka, akan tampak cairan berwarna kuning kecoklatan, baunya
segar dan bila di ukur pHnya 3-5
-
Tambahkan
gula sebanyak 2 ons dan diaduk.
Penggunaan :
a. Pengomposan
: Untuk mempercepat penghancuran bahan organik campurkan 1 liter cairan Mol +
10 lt air tawar + 2 ons gula dan cairan siap disiramkan pada bahan organik yang
dikomposkan.
b. Penyemprotan
Tanaman : 400 cc (2 gelas) cairan Mol + air 14 lt ( 1 tanki) air tawar diaduk
rata kemudian disemprotkan pada pagi atau sore hari pada semua tanaman. Untuk
Tanaman padi pada umur 10 hr, 20 hr, 30 hr, 40 hr setelah tanam.
2. Mol Rebung Bambu
Bahan :
-
2
buah rebung bambu lebih kurang 3 kg
-
Air beras
5 lt
-
1
buah maja yang sudah matang, Jika tidak ada buah maja bisa diganti dengan gula
merah 1,5 ons.
Cara
membuat :
-
Rebung
ditumbuk halus kemudian masukkan pada ember/tong plastik.
-
Campurkan
buah maja yang sudah dihaluskan.
-
Tambahkan
gula merah yang sudah dihaluskan dan aduk rata.
-
Rendam
dengan air cucian beras 5 liter.
-
Tutup
ember/tong dengan plastik rapat dan berikan selang yang disambungkan dengan air
yang berada pada botol, biarkan selama 15 hari.
Penggunaan
:
a. Pengomposan 1 : 5 ( 1 Cairan
Mol : 5 air tawar )
b. Penyemprotan tanaman 400 cc Mol : 14 lt air tawar,. Pada tanaman padi umur 10, 20, 30, 40 hst.
3. Mol Keong
Bahan :
-
5 Kg.
keong hidup/segar
-
2
buah maja matang jika tidak ada diganti gula merah 1 Kg./tetes tebu 1liter
-
Air kelapa
10 liter
Cara membuat :
-
Keong
ditumbuk sampai halus kemudian dimasukkan ke dalam tong plastik.
-
Campurkan
buah maja yang telah ditumbuk halus atau gula merah yang telah dihaluskan.
-
Tambahkan
10 liter air kelapa dan aduk hingga rata.
-
Tutup
rapat dengan plastik. Dan berikan slang plastik sambungkan pada botol yang
telah berisi air.
Penggunaan :
-
Pengomposan
: dengan konsentrasi 1:5 (1 ltr mol keong + 5 ltr air tawar + 1 ons gula) dan cairan siap disiramkan pada bahan
organik yang dikomposkan.
-
Penyemprotan
tanaman : 400 cc (2 gelas) cairan mol + 14 ltr (1 tangki) air tawar diaduk rata
kemudian disemprotkan pada pagi atau sore hari pada semua tanaman. Untuk
tanaman padi pada umur 10, 20, 30, 40 hst.
Mol keong dapat dicampur dengan mol lainnya.
4. Mol Buah Maja
Bahan :
-
5
buah maja yang matang
-
30
liter air beras
-
20
liter urine sapi/kerbau/kambing
Cara membuat :
-
Buah
maja dihaluskan dan dimasukan dalam drum plastik
-
Campurkan
dengan 30 liter air beras dan 20 liter urine diaduk hingga rata
-
Tutup
drum plastik rapat-rapat
-
Masukkan
slang plastik, sambungkan ke dalam botol yang sudah berisi air
Penggunaan :
-
Pengomposan
1:5 ditambah 1 ons gula merah
-
Penyemprotan
tanaman : 400 cc mol : 14 liter air
Pada tanaman padi umur 10, 20,
30, 40 hst dan fase akhir pembungaan (generatif)
5. Mol Limbah Buah-buahan
Bahan :
-
10 Kg. limbah buah-buahan
-
1 Kg. gula merah
-
10 liter air kelapa
Cara Membuat :
-
Buah-buahan
dihaluskan dan masukkan drum plastic
-
Campurkan
10 liter air kelapa
-
Tambahkan
gula merah yang telah dicairkan
-
Tutup
rapat drum plastik
-
Masukkan
slang plastik, sambungkan ke dalam botol yang telah berisi air
Penggunaan :
-
Pengomposan
1:5 tambah 1 ons gula merah
-
Penyemprotan
tanaman : 400 cc mol : 14 liter air pada akhir pertumbuhan vegetatif, pada
tanaman padi umur 55-60 hst
PUPUK KOMPOS
Memanfaatkan moretan maka pembutan pupuk kompos
dapat lebih cepat dilakukan dan hasilnya memuaskan sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pemupukan tanaman.
Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan
bahan-bahan dan alat sebangai berikut :
1. Sekam 4 karung (100 Kg)
2. Kotoran kambing 2 karung (100 Kg)
3. Dedak halus 1 karung (10 Kg)
4. moretan 5 liter
5. Air 100 liter
6. Gembor, sekop, cangkul, ember.
Langkah-langkah pembuatan :
1. Campur dan aduk sekam dan kotoran kambing
2. Tambahkan dedak halus lalu diaduk lagi
hingga rata
3. Campurkan 2 gelas moretan dengan 10 liter
air
4. Siramkan moretan pada campuran bahan
tersebut sampai rata
5. Penyiraman moretan dilakukan sampai bahan
campuran tidak mengeluarkan air ketika dikepal dan tidak pecah ketika dibuka
kepalnya.
6. Tumpukan bahan campuran setinggi 0,5-1 m.
Tutup bahan canpuran dengan
terpal selama satu minggu. Setiap tiga
hari sekali dilakukan pembalikan supaya
tidak terlalu panas.
7. Bahan campuran telah jadi apabila ditandai
dengan aroma seperti tape dan
berwarna kecoklatan.
PERBANYAKAN MORETAN
Moretan (Mokroorganisme Sahabat Petani) merupakan
bakteri pengurai yang dapat digunakan dalam proses pembuatan pupuk organik.
Moretan tidak diperdagangkan sebagaimana bakteri pengurai lainnya. Oleh karenanya
penting sekali untuk terus menjaga persediaan bakteri ini. Guna
mempertahankannya dapat memperbanyak dengan cara sebagai berikut :
Alat dan bahan yang dipergunakan :
1. Moretan biang 0,5 liter
2. Gula merah 0,5 Kg atau
tetes tebu 0,5 liter
3. Air 20 liter (lebih baik
air cucian beras yang pertama)
4. jerigen untuk wadah (ukuran
20 liter)
5. Ember 1 buah
Langkah-langkah perbanyakkan : Rebus
0,5 Kg gula merah dengan air 1 gelas sampai mencair. Campurkan larutan gula
merah atau tetes tebu (0,5 liter) dengan air (20 liter) di dalam ember lalu
aduk hingga merata.
Tambahkan moretan biang dan aduk lagi hingga
merata.
Masukkan larutan tersebut ke dalam jerigen, tutup
rapat dan simpan selama satu minggu.
Setelah satu minggu buka tutup jerigen selama 5
menit. Bila larutan berbau masam atau bau seperti tapai (peuyeum) maka moretan
telah jadi dan siap digunakan untuk pembuatan bokashi.
Sebelum dipakai, sisakan 0,5 liter atau lebih
sebagai biang. Biang moretan sebaiknya diberi pakan buah-buahan secara rutin
sebulan sekali sampai diperbanyak lagi.
PUPUK URINE CAIR SEBAGAI PUPUK DAUN
Pupuk semakin langka. Jika pun ada harganya selangit. Jeritan petani seakan percuma, hingga sekarang
belum ada satupun kebijakan yang berpihak kepada petani. Sementara harga pupuk
membumbung, para petani tetap dipaksa untuk menyediakan beras dengan harga
semurah mungkin. Begitu beras sedikit bagus harganya, kran impor dibuka,
sehingga beras dari para petani tersungkur.
Ketika pemerintah belum bisa
memberikan kebijakan yang lebih bagus, tidak ada salahnya petani berpikir
kreatif, menggunakan barang-barang yang ada disekitarnya untuk dijadikan pupuk.
Bagi para petani yang memiliki
sapi, selama ini urine sapi selalu terbuang percuma. Padahal jika diolah, urine
sapi bisa menjadi pupuk yang cukup efektif.
Cara pemrosesan
urine :
Bahan-bahan
:
1. Urine sapi : 1 liter
2. Starter bakteri EM4/moretan :
0,5%
3.
Larutan gula pekat/tetes :
1%
Peralatan :
1.
Jerigen minyak/bejana tertutup
2.
Pengaduk
Cara Pembuatan :
1. Siapkan
urine segar/murni yang diambil langsung saat sapi buang air tanpa campuran
feses/letong dan kotoran lain.
2. Masukkan
urine tersebut ke dalam wadah tertutup untuk memungkinkan terjadinya anaerob.
3. Masukkan starter bakteri
EM4/moretan sebanyak 0,5% dari 1 liter urine.
4. Lalu
masukkan larutan gula pekat/tetes sebanyak 1% dari 1 liter urine yang berfungsi
sebagai bahan makanan dan sumber energi bagi bakteri.
5. Campuran urine tersebut
diaduk hingga rata dan tercampur.
6. Biarkan
selama 3 minggu karena pada masa itu terjadi proses fermentasi dan degradasi
urine sehingga bau urine akan hilang.
7. Urine diaduk 1 minggu
sekali.
BAKTERI PEMACU TUMBUH
Plant Growth Promoting Rhizobakteri (PGPR)
PGPR merupakan campuran yang mengandung P. Fluorescens
dan B. Ploymixa yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan mengendalikan
penyakit seperti antraknosa cabai, bercak ungu bawang merah, layu dan bercak
daun kacang panjang. Ramuan bakteri dapat meningkatkan kekebalan tanaman,
pemacu pembuatan zat pengatur tumbuh dan melarutkan fosfat.
Perbanyakan dilakukan dengan bahan-bahan
sbb:
1. Gula pasir 2 sendok makan : 10 gr
2. Dedak halus 4 gelas :
200 gr
3. Terasi sebesar ibujari : 10 gr
4. Air kapur seujung sendok
teh : 1 gr
5. Biang PGPR seujung sendok
teh : 500 ltr
Kecuali biang PGPR semua bahan direbus setelah
dingin disaring dengan kain dan ditampung di ember.
Masukkan seujung sendok teh biang PGPR ke dalam
ember. Jika prosesnya benar, temperatur akan naik dan muncul gelembung. Setelah
tiga hari larutan tersebut siap digunakan.
Kegunaan
1. Perendaman benih
a.
Campurkan 2 sendok makan PGPR untuk 1 liter air
b.
Benih direndam selama 6 jam
2. Penyiraman bibit/tanaman umur 20 hst
a.
Campurkan seujung sendak teh untuk 1 liter air
b.
Siramkan pada tanaman dan perakaran
Simpan PGPR di dalam lemari pendimgin (tahan 4
bulan) atau di ruangan (tahan 1 bulan)
PEMILIHAN BENIH PADI
Sebelum disemai, benih padi perlu dipilih atau
diseleksi agar hasil panen lebih baik dan tidak mengecewakan. Teknik pemilihan
benih dapat dilakukan dengan mudah dan murah. Adapun prosesnya sebagai berikut
:
Pemilihan benih padi dilakukan dengan perendaman
di air garam, bahan yang diperlukan adalah :
1. Benih padi
2. Wadah benih yang transparan
(plastik)
3. Ember
4. Saringan
5. Garam dapur
6. Telur mentah
7. Air secukupnya
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut
Masukkan air ke wadah bening (bisa dari plastik
atau kaca) lalu masukkan telur.
Aduk perlahan, tambahkan garam dapur sedikit demi
sedikit, sampai telurnya melayang ( tidak terapung tidak tenggelam). Jika wadahnya
tidak transparan telur hanya akan berdiri di dasar wadah.
Ambil telurnya lalu masukkan gabah yang akan
diseleksi ke dalam larutan garam tersebut. Gabah yang baik akan tenggelam di
dasar wadah.
Gabah yang terapung bukan benih yang baik, ambil
dengan saringan lalu dibuang.
Gabah yang di dasar wadah segera diambil lalu
dicuci dengan air bersih. Gabah sudah siap dikecambahkan.
RAMUAN PENGENDALI HAMA (PESTISIDA NABATI)
Pestisida nabati dibuat dari beberapa bahan yang
ada disekitar kita. Bahan-bahan ini bersifat racun bagi hama-hama tanaman
seperti ulat, kutu daun, kepik dan sebagainya. Selain mudah dibuat sendiri
ramuan ini juga murah dan aman terhadap musuh alami dan lingkungan.
A. Larutan Daun Mimba
Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Daun mimba : 250 gr
2. Lengkuas : 250 gr
3. Sereh wangi : 250 gr
4. Air :
5 liter
Alat-alat :
1. Saringan
2. Blender atau penumbuk
3. Jerigen
Langkah-langkah pembuatan.
Daun mimba, lengkuas dan sereh wangi ditumbuk
hingga halus.
Tambahkan air lalu aduk hingga rata.
Masukkan dalam jerigen atau wadah yang tertutup.
Biarkan selama 24 jam.
Saring dan simpah hingga digunakan.
Cara penggunaan :
Disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan
hama dengan dicampurkan bersama air. Perbandingan 1:15.
B. Larutan Daun Sirsak
Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Daun sirsak : 1 ons
2. Rimpang jaringao/dringo : 1 ons
3. Bawang putih :
20 siung
4. Air : 5 liter
Alat-alat :
1. Saringan
2. Blender atau penumbuk
3. Jerigen
Langkah-langkah pembuatan:
Daun sirsak, rimpang dringo dan bawang putih
ditumbuk hingga halus
Tambahkan air lalu aduk hingga rata.
Masukkan dalam jerigen atau wadah yang tertutup.
Biarkan selama 24 jam.
Saring dan simpah hingga digunakan.
Cara penggunaan :
Disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan
hama dengan dicampurkan bersama air. Perbandingan 1:15.
C. Larutan Tembakau
Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Tembakau : 1 ons
2. Daun sirsak : 1 ons
3. Air : 5 liter
Alat-alat :
1. Saringan
2. Blender atau penumbuk
3. Jerigen
Langkah-langkah pembuatan:
Tembakau dan daun sirsak ditumbuk hingga halus.
Tambahkan air lalu aduk hingga rata.
Masukkan dalam jerigen atau wadah yang tertutup.
Biarkan selama 24 jam.
Saring dan simpah hingga digunakan.
Cara penggunaan :
Disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan
hama dengan dicampurkan bersama air. Perbandingan 1:15.
D. Larutan Biji Mimba
Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Biji mimba : 50 gr
2. Alkohol 70
% : 10 ml
3. Air : 1 liter
Alat-alat :
1. Saringan
2. Blender atau penumbuk
3. Jerigen
Langkah-langkah pembuatan:
Biji mimba dihaluskan/ditumbuk lalu campurkan
dengan alkohol
Tambahkan air lalu aduk hingga rata.
Masukkan dalam jerigen atau wadah yang tertutup.
Biarkan selama 24 jam.
Saring dan simpah hingga digunakan.
Cara penggunaan :
Disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan
hama dengan dicampurkan bersama air. Perbandingan 1:15.
E. Larutan Gadung
Bahan-bahan yang diperlukan :
1. Umbi gadung racun : 2 buah
2. Daun mimba : 1 Kg
3. Bawang putih : 20 siung
4. Air : 20 liter
Alat-alat :
1. Saringan
2. Blender atau penumbuk
3. Jerigen
Langkah-langkah pembuatan:
Umbi gadung, daun mimba, dan bawang putih ditumbuk
hingga halus.
Tambahkan air lalu aduk hingga rata.
Masukkan dalam jerigen atau wadah yang tertutup.
Biarkan selama 24 jam.
Saring dan simpah hingga digunakan.
Cara penggunaan :
Disemprotkan pada tanaman yang terkena serangan
hama dengan dicampurkan bersama air. Perbandingan 1:15.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar