SELAMAT DATANG DI SITUS BPK PEJAWARAN BLOG INI MASIH DALAM TAHAP PENGEMBANGAN MOHON MAAF APABILA MASIH TERDAPAT BANYAK KEKURANGAN

Jumat, 04 April 2014

INOVASI BARU PERBANYAKAN BIBIT KENTANG G-0 SISTEM AEROPONIK


Kentang sebagai peluang bisnis baru
Kentang (Solanum tuberosum. L) merupakan komoditas hortilultura penting di  Indonesia yang saat ini telah menjadi bahan pangan alternative, sebagai sumber karbohidrat yang kaya protein untuk menunjang program diversifikasi pangan. Disamping itu semakin berkembangnya industri makanan ringan dan restoran cepat saji yang salah satu bahan bakunya adalah kentang, maka kebutuhan kentang akan meningkatkan permintaan bibit kentang baik dalam pengembangan G0, G1, G2 maupun G3 baik ditingkat penangkar bibit, sampai ke tingkat petani kentang dilapangan.
Usahatani kentang sudah demikian komersil, yang dicirikan dengan sebagian besar bahkan seluruh hasil produksinya dilepas untuk memenuhi permintaan pasar. Namun demikian budidaya tanaman kentang pada umumnya masih konvensional dan tradisional yang masih menggunakan teknologi turun temurun dari pendahulunya, sehingga produksinya masih diantara 107,27 sampai dengan 142,60 kuintal/ha.
Salah satu cara untuk meningkatkan produksi kentang disamping menggunakan pupuk yang cukup  juga dengan memakai bibit kentang yang baik dan terbebas dari hama dan penyakit. Ada teknologi yang dapat meningkatkan kualitas bibit kentang secara menakjubkan yaitu  dengan system aeroponik, dimana bahan tanamnya berasal dari hasil kultur jaringan yang telah di stek 3 (tiga) kali.
Aeroponik sendiri berasal dari kata aero yang berarti udara dan ponos yang berarti budidaya, jadi aeroponik adalah  budidaya tanaman dengan melalui system  pengkabutan . sistem aeroponik dalam budidaya tanaman kentang dilakukan di dalam screen house dengan menggunakan bak yang terbuat dari fiberglass/plastic  dan ditutup dengan menggunakan styroform, sehingga tanaman akan terbebas dari serangan hama dan penyakit karena bahan tanaman berupa stek mikro berasal dari hasil perbanyakan kultur jaringan  di laboratorium yang sudah steril. Aeroponik selain dapat menghasilkan kualitas bibit kentang yang baik juga banyak dan dapat menghemat lahan.
Pada sistem ini, hara diserap atau diaplikasikan langsung melalui akar, sehingga perlu prororsi yang optimal terserap Nutrisi yang diberikan baik dari unsur makro     (N, P, K, Mg, Ca,, S) maupun mikro (Mn, Mo, Cu, Fe, B, Zn)
Adapun bahan-bahan kimia yang dibutuhkan dalam pembuatan larutan pekatan  adalah sebagai berikut :
Bahan – bahan kimia Stok A dan B
Bahan kimia
Jumlah
Stok A

1.       KNO3
12,33 Kg
2.       Ca(NO3
17,37 Kg
3.       Fe - EDTA
378,09 Gr
Stok B

1.       K2SO4
2,34 Kg
2.       Mg SO4
14,22 Kg
3.       KH2PO4
6,03 Kg
4.       MnSO4
45,9 Gr
5.       ZnSO4
37,8 Gr
6.       NaMO4
3,24 Gr
7.       Boron
33,3 Gr
8.       CuSO4
5,4 Gr
Tabel 5. 2:  Bahan dalam pembuatan nutrisi untuk tanaman kentang system aeroponik
 
                 
Untuk membuat larutan pekatan stok  perlu disiapkan 2 (dua) drum ukuran 100 liter, kemudian masing-masing drum di isi air bersih sebanyak 50 liter. Masukan bahan kimia (hara) yang sudah ditimbang kedalam drum sesuai dengan stok A dan B, lalu di aduk masing-masing drum sampai larut dan tambakan kembali air bersih sampai volume masing-masing dalam drum menjadi 90 L larutan pekatan stok. 







Gambar  5.2:  Drum Larurtan Nutrisi  Stok A dan B
 
 




Sedangkan untuk membuat larutan nutrisi yang siap pakai dan dapat diberikan langsung kepada tanaman yaitu mengambil 1 iter larutan pekatan stok A ditambah 1 liter larutan pekatan stok B di campur dengan 200 liter air bersih.


 










Dimana Tanaman itu bisa tumbuh ?
Tanaman Kentang menghendaki iklim yang ideal dengan suhu  rata-rata harian 18 - 24°C, dengan kelembapan 70 – 90%, sedangkan sinar matahari 15 s/d 18%. kombinasi suhu rendah dengan penyinaran matahari yang relative pendek dapat berpengaruh baik terhadap pembentukan dan perkembangan umbi kentang.
Kelembapan berpengaruh terhadap evapotranspirasi yaitu tenaga pengisap untuk mengangkat air dan hara (nutrisi) dari akar ke tajuk tanaman. Bila kelembaban udara terlalu tinggi maka evapotranspirasi akan kecil. Kelembaban yang tinggi bisa disebabkan oleh jarak tanam yang terlalu rapat dan tajuk tanaman yang terlalu rimbun, sehingga akan mengundang penyakit cendawan. Sedangkan apabila kelembaban terlalu rendah, maka evapotranspirasi akan meningkat sehingga air akan menguap lebih banyak  yang diserap oleh akar, akibatnya sel tanaman kehilangan tekanan turgor, jaringan mengkerut, dan tanaman akan menjadi layu.
Cahaya diperlukan oleh tanaman untuk fotosintesis, disamping intensitas cahaya, lama penyinaran juga akan mempengaruhi jumlah energi matahari yang sampai ke bumi, bila intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman terlalu besar,  maka gelombang cahaya yang diterima oleh daun akan berubah menjadi panas, akibatnya akan terjadi perubahan fisiologis dalam jaringan sehingga klorofil akan rusak dan warna daun menjadi kuning atau kebakar.
Sistem Aeroponik satu tipe dengan hidroponik, yaitu mengoptimalkan penggunaan air, hanya saja kalau aeroponik memberdayakannya dengan melalui udara (pengkabutan), oleh karenanya air pada system aeroponik berisi larutan nutrisi (hara) yang disemprotkan kepada akar tanaman yang menggantung.
Tehnik Budidaya Perbanyakan bibit kentang G0 dengan system aeroponik :
A.        Persiapan








Tanpa atap Monitor
 


satu atap Monitor
 

Dua atap Monitor
 

 

Ø  Persiapan bak penanaman, yaitu bak bisa terbuat dari plastik hitam dengan rangka dari bambu, dan terbuat dari fiber sedangkan penutupnya menggunakan stryrofoam diletakan di atas bak.   Pemilihan bak tersebut dikarenakan ringan, kuat, bentuknya tidak berubah dan tidak bereaksi dengan larutan nutrisi. 








Bak Plastik Hitam
 

Bak Fiber
 

 


Bak dalam sistem Aeroponik memiliki fungsi penting, antara lain :
§  Sebagian penangkap sisa larutan nutrisi yang dialirkan atau disemprotkan di daerah perakaran tanaman, sisa larutan yang tidak di serap oleh akar tanaman akan kembali ke tangki nutrisi sebagai satu siklus tertutup.
§  Sebagai penyangga Styrofoam dan tanaman di atasnya yang cukup berat, terutama pada saat tanaman mendekati waktu panen.
§  Sebagai isolasi perakaran tanaman dengan lingkungan dimana suhu di dalam bak fiber lebih rendah dari pada suhu di luar bak fiber sehingga optimal bagi pertumbuhan akar dan proses penyemprotan larutan nutrisi.
Ø  Ukuran bak yang digunakan dalam sistem aeroponik adalah 1 x 4 x 0,5 cm.
Ø  Bak tanaman di buat gelap dan ketinggian dengan tinggi 40 – 60 cm dari permukaan tanah.  Ujung dinding baik tanaman aeroponik di lubangi untuk jalur pipa distribusi PE 13/16 yang letak dibawah permukaan Styrofoam.  Di atas pipa PE di pasang nozzle/ jet spray JSF 12 Full cercle , kapasitas 50 liter/jam, tekanan 1,5 bar dengan jarak antar nozzle/jet spray 75 cm.  Untuk panjang bak tanaman 4 cm, di pasang 5.  Pada dasarnya bak di buat lubang drainase untuk sirkulasi larutan nutrisi kembali ke tangki larutan.
Ø  Pompa tekanan mengisap larutan nutrisi dari tangki larutan kemudian ke disct filter, lalu dialirkan melalui pipa utama ke pipa didistribusikan ke dalam bak tanaman sehingga nozzle/jet spray menghasilkan semprotan nutrisi yang lembut.  Pompa yang digunakan dengan kekuatan 125 watt untuk 4 bak tanaman.
1.    Persiapan Bibit kentang
1.      Persiapan Tanam
Sebelum melakukan penanaman, terlebih dahulu melakukan sterilisasi ruangan screen house. Sterilisasi dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan seluruh screen house dari mikroorgnisme (telur/larva, virus, bakteri dan fungi) yang dapat merugikan tanaman. Ada beberapa bahan yang sering digunakan dalam sterilisasi antara lain lysol, formalin dan beberapa jenis pestisida, yang dilakukan dengan cara:
·         Formalin 5% disemprotkan ke seluruh bagian screen house dengan konsentrasi 5 cc/liter air
·         Dalam waktu ±4-5 hari setelah penyemprotan formalin disusul dengan penyemprotan pestisida (insektisida dan fungisida) dan diulang sampai 2-3 kali.
·         Sehari sebelum media tanam ditata, screen house disemprot dengan larutan lysol dengan konsentrasi 3-5 cc/ liter air.
·         Media di sebelum dimasukan ke wadah terlebih dahulu di kukus dengan suhu 100 oC. Supaya terhindar dari bakteri atau
·         Instalasi bak desinfektan kaki supaya penyakit tidak bisa dibawa ke dalam screen house.  

2.      Media semai
Media yang dipergunakan dalam penyemaian benih kentang system ebb and flow (genang dan alir) yaitu menggunakan arang sekam. Karena arang sekam memiliki peranan penting sebagai media semai pengganti tanah. Arang sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air.
Arang sekam dikenal sebagai campuran media yang cukup baik untuk mengalirkan air, sehingga media tetap terjaga kelembabannya. Selain itu arang sekam juga mempunyai kemampuan untuk menjernihkan air dan juga menghalang penyakit. Bahkan kandungan nitrogen yang dimilikinya, diyakini bisa meningkatkan kesuburan dari media tanaman.





bbppl-media02


Gambar 3.3. Media Arang sekam
 

 




3.      Penanaman planlet
Penanaman planlet atau bisa disebut juga dengan aklimatisasi. Aklimatisasi merupakan kegiatan untuk mengadaptasikan planlet dari kondisi terkendali ke lingkungan lapang yang kondisinya tidak terkendali. Namun untuk tanaman kentang tahap aklimatisasi ini tidak terlalu sulit, karena untuk kondisi terkendali di ruang laboratorium yang suhunya rendah berbeda tipis dengan kondisi suhu lapang pada dataran tinggi. Tahapan aklimatisasi kentang yaitu sebagai berikut:
a.     Menyiapkan planlet yang masih dalam botol hasil perbanyakan dengan teknik kultur jaringan;





0


Gambar 3.4. Planlet yang masih ditutup
 
 




b.     Menyiapkan wadah/baki plastic/stanles sebagai tempat penyimpanan planlet dengan disemprotkan menggunakan alkohol 70% dan dilap menggunakan tissu atau kapas.
c.     Membuka tutup botol, lalu mengeluarkan planlet menggunakan pinset secara hati-hati.


0
 



d.    Membersihkan planlet dari media agar dengan mencuci menggunakan air bersih, sehingga tidak ada agar yang tertinggal pada planlet.
e.     Meletakkan planlet yang telah dicuci pada wadah, jika akar planlet yang terlalu panjang dapat dipotong menggunakan gunting dengan menyisakan akar 3-5 cm.
f.      00Menanam planlet pada wadah yang  sudah terisi media arang sekam yang terdapat pada bak persemaian.









Gambar 3.6.  Planlet yang sudah diaklimatisasi
 
 




B.     Penyetekan.
Tanaman  yang akan dijadikan untuk penanaman dalam perbanyakan benih kentang system aeroponik berupa planlet yang berasal dari hasil perbanyakan kultur jaringan  dan sudah steril. Dimana tanaman yang sudah bias di tanaman merupakan hasil stekkan ke III.
1.      Tujuan
Tujuan dari penyetekan adalah untuk memperbanyak tanaman dan tanaman siap untuk di pindah ke tempat pertanaman untuk perbanyakan benig kentang system aeroponik.
2.      Teknik Penyetekan
Penyetekan pada Planlet tanaman kentang dapat dilakukan minimal 3 (tiga) kali, penyetekan pertama dilakukan setelah berumur 21 hari setelah tanam (hst) atau plantlet tadi sudah keluar daun antara 7 – 8 helai, cara penyetekannya  adalah sebagai berikut :
a.       Menyiapkan wadah yang sudah diisi arang sekam yang steril;
b.      Menyiapkan silet/pisau tajam  yang sudah di celupkan kedalam alkohol 70%.
c.       Melakukan penyetekkan pada tanaman yang sudah memiliki 7 – 8 helai daun, sedangkan bagian yang di stek adalah batang bawah tanaman dengan menyisakan 2 – 3 helai daun (stekkan tersebut disebut stekkan ke I);









16052011285


16052011286






Gambar 3.7.  Tanaman berumur 21 hari dari aklimatisasi dan melakukan stek I
 
 





d.      Menanam hasil stek ke I pada wadah yang sudah ada arang sekamnya, tetapi untuk mengurangi penguapan pada tanaman, daun hasil stekan dikurangi dan disisakan 2 – 3 helai bagian atas saja.














16052011282


16052011281

16052011283










Gambar 3.8.  Teknik penyetekan
 
 





e.       6Melakukan penyetekkan ke II setelah tanaman stekan pertama berumur antara 18 s/d 21 hst. Sedangkan prosesnya hampir sama dengan stekkan pertama.






3


Gambar 3.9.  Tanaman berumur 21 hari dri stek II
 
 





f.       Melakukan penyetekan ke III setelah tanaman stekan pertama berumur antara 18 s/d 21 hst. Sedangkan prosesnya hampir sama dengan stekan ke II.





12
13
 




Gambar 3.10.  Tanaman berumur 21 hari stek ke III
 
Hasil stekan ke III baru bisa di pindahkan ke areal pertanaman system aeroponik setelah berumur 14 sampai dengan 21 hst.

2.    Penanaman
Terlebih dahulu dilakukan sortasi tanaman, selanjutnya  tanaman tersebut dibuka medianya dengan hati-hati agar akar tanaman tidak
putus kemudian dimasukan kedalam larutan fungisida yang bertujuan untuk mencegah dari penyakit tanaman. Lalu masukan tanaman kentang tadi ke dalam lubang styroform dan ditutup dengan menggunakan rockwoll atau busa yang bertujuan selain untuk

menyangga batang tanaman kentang juga sebagai pelindung batang dari sinar matahari agar tidak terbakar. Nutrisi (larutan hara) dialirkan melalui sprinkler  secara otomatis selama 18 jam dalam 1 hari.

3.    Pemeliharaan;
Pemeliharaan tanaman kentang pada system aeroponik  antara lain :
-          Mengecek sprinkler agar larutan hara  (Nutrisi) yang disemprotkan berjalan lancar;
-          Menyetek daun kentang yang sudah menguning dan membersihkan permukaan styroform dari daun-daun kentang yang sudah mengering;
-          Pemberian ajir agar tanaman tidak roboh.



                                              
-          Mengecek suhu dan kelembaban dengan menggunakan thermohygro meter;
-          Mengecek kepekatan larutan hara dengan menggunakan EC dan pH meter.
-          Pemupukan tambahan dilakukan 1 kali dalam seminggu sedangkan pupuk yang digunakan sesuai dengan kondisi tanaman.
4.    Pengendalian Hama dan Penyakit;
Pengendalian hama dan penyakit perlu dilakukan apabila tanaman tersebut terindikasi oleh serangan hama dan penyakit.
5.    Pemanenan
Sistem aeroponik memungkinkan umbi kentang dapat dipanen berkali-kali tanpa kerusakan akar.Pemanenan umbi berkali-kali memungkinkan panen sesuai ukuran umbi yang diinginkan dan dapat menghilangkan dormansi apikal, sehingga memacu pembentukan umbi, dan akhirnya meningkatkan hasil panen. Ketersediaan hara yang terjamin pada sistem aeroponik menyebabkan umur tanaman menjadi lebih panjang karena terbentuknya stolon sekunder baru selain stolon yang sudah ada, sehingga kemungkinan berproduksi umbi lebih banyak.
Tanaman kentang system aeroponik bisa di panen dari mulai umur 75 hari setelah tanam (hst) sampai dengan 110 hst.






 













Gambar 6.1.  kentang siap tuk di panen


 









Usia 15 HST
 





Usia 30 HST
 





Usia 45 HST
 





Usia 60 HST
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar