Penyebab
: Geminivirus “TYLCV” (Tomato
Yellow Leaf Curl Virus).
Morfologi /Daur Penyakit
Geminivirus termasuk kelompok virus tanaman dengan genomnya berupa DNA
utas tunggal, berbentuk bundar, dan terselubung dalam virion
ikosahedral kembar (geminate). Penyakit tidak ditularkan melalui
biji, tetapi dapat menular melalui penyambungan dan melalui serangga vektor
kutu kebul. Kutu kebul dapat menularkan
geminivirus secara persisten (tetap ; yaitu sekali makan pada tanaman yang
mengandung virus, selamanya sampai mati dapat menularkan)
Gejala Serangan
Helai daun mengalami “vein clearing”, dimulai dari daun-daun pucuk,
berkembang menjadi warna kuning yang jelas, tulang daun menebal dan daun
menggulung ke atas (cupping). Infeksi lanjut dari geminivirus menyebabkan
daun-daun mengecil dan berwarna kuning terang, tanaman kerdil dan
tidak berbuah.
Tanaman Inang
Lain
Tomat, cabe
rawit, tembakau, gulma babadotan (Ageratum conyzoides) dan
gulma bunga kancing (Gomphrena globosa).
|
Gambar Gejala serangan penyakit virus kuning cabai |
Pencegahan dan
Pengendalian
Usaha pengendalian penyakit virus kuning (khususnya
dengan pestisida) terutama ditujukan kepada serangga vektornya, karena sampai
saat ini tidak ada pestisida yang terdaftar dan diizinkan oleh Menteri
Pertanian yang dapat mematikan virus. Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit
virus kuning pada tanaman cabai, antara lain ;
·
Pemupukan yang berimbang, yaitu 150-200 kg Urea,
450-500 kg Za, 100-150 kg TSP, 100-150 KCL, dan 20-30 ton pupuk organik per
hektar;
·
Menanam varietas yang agak tahan (karena tidak ada yang
tahan) misalnya cabai keriting jenis Bukittinggi ;
·
Menggunakan bibit tanaman yang sehat (tidak mengandung
virus) atau bukan berasal dari daerah terserang ;
·
Melakukan rotasi / pergiliran tanaman dengan tanaman
bukan inang virus (terutama bukan dari famili solanaceae seperti tomat,
cabai, kentang, tembakau, dan famili cucurbitaceae seperti mentimun). Rotasi
tanaman akan lebih berhasil apabila dilakukan paling sedikit dalam satu
hamparan, tidak perorangan, dilakukan serentak tiap satu musim tanam, dan
seluas mungkin ;
·
Melakukan sanitasi lingkungan, terutama mengendalikan
tumbuhan pengganggu/ gulma berdaun lebar dari jenis babadotan, gulma bunga
kancing, dan ciplukan yang dapat menjadi tanaman inang virus;
·
Penggunaan mulsa perak di dataran tinggi, dan jerami di
dataran rendah mengurangi infestasi serangga pengisap daun;
·
Eradikasi tanaman sakit, yaitu tanaman yang menunjukkan
gejala segera dicabut dan dimusnahkan supaya tidak menjadi sumber penularan
ke tanaman lain yang sehat.
Untuk mendukung
keberhasilan usaha pengendalian penyakit virus kuning pada tanaman cabai,
diperlukan peran aktif para petani dalam mengamati / memantau kutu kebul dan
pengendaliannya mulai dari pembibitan sampai di pertanaman agar diketahui
lebih dini timbulnya gejala penyakit dan penyebarannya dapat dicegah.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar